Sabtu, 20 Maret 2010

sepenggal kisah cinta yang semu (part2)

- JAWABAN SURAT(untuk) GADIS KEDUA (Bagian 2)-

Saudariku…
Sesungguhnya seorang pemuda yang shalih, jika hatinya cenderung atau jatuh cinta kepada seorang gadis, entah karena mendengar kebaikannya atau karena melihatnya secara tak sengaja maka ia akan segera melamar atau berusaha menikahinya. Dalam hal ini Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

“Tidak tampak dua orang yang saling mencintai seperti (yang sudah terikat)dengan pernikahan” (Shahihul Jami’ – 5200)

Dan itu tanpa didahului hubungan khusus sebelumnya, -perhatikanlah masalah ini baik-baik atau dengan mencari penghubung sehingga saling bercakap-cakap dan menumpahkan perasaan, -seperti lewat telepon, surat atau lainnya- tidak pula untuk tujuan agar mengetahui seberapa dalam cinta yang ada di hatinya, juga tidak untuk mengetahui tentangnya secara apa adanya. Semua hal itu tidak akan dilakukan oleh seorang yang shalih.

Seorang yang shalih akan segera melamarnya. Jika pernikahan terjadi maka segala puji bagi Allah dan jika belum juga terlaksana atau ia bukan seorang gadis yang baik agamanya maka hatinya tak akan berharap lagi terhadap gadis yang semua diharapkannya itu. Benar, karena tidak ada gunanya lagi berhubungan dengan gadis itu, apalagi untuk mencintainya atau memikirkannya lebih jauh. Sebab hatinya telah penuh dengan cinta kepada Allah. Jika ia mencintai sesuatu maka ia mencintainya karena Allah. Jika ia membenci, maka kebenciannya itu juga karena Allah.

Jika yang dilihatnya secara tak sengaja itu orang yang sesat, maka tak mungkin ia akan mencintai orang yang dimurkai Allah karena perbuatan-perbuatannya. Tak mungkin ada tempat di hatinya untuk mencintai atau tertawan olehnya, sebab hatinya penuh dengan keta’atan, dzikir dan cinta kepada Allah. Demikian pula sebaliknya bila terjadi pada wanita.

Adalah mustahil hati yang cinta kepada Allah pada saat yang sama bercinta pula dengan lawan jenisnya. Salah satu daripadanya mesti keluar dari hati. Kedua macam cinta itu tak mungkin bertemu di satu hati. Dan orang yang berpaling dari mencintai Allah, niscaya Allah akan mengujinya dengan kecintaan kepada selainnya, lalu ia merana karenanya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saudariku…
Biarkanlah saya mengatakan sesuatu kepadamu secara terus terang, supaya anda tidak terbentur atau terjerumus pada keputusasaan dari rahmat Allah. Saya yakin bahwa serigala itu telah merekam percakapanmu dengannya via telepon. Ia lalu memulainya dengan sikap ramah sehingga memuluskan jalan bertemu denganmu. Selanjutnya, -jika belum berhasil- ia akan berdalih ingin menikahimu, yang dengan alasan itu Anda diharapkan memenuhi permintaannya, sehingga Anda keluar dan khalwat (berduaan) dengannya. Jika tidak mungkin juga, ia akan memakai ancaman, jika Anda tidak mau juga maka ia akan mempermalukanmu di hadapan segenap keluarga.

Andaikanlah itu terjadi padamu, sebab siapa yang mengkhianati Allah dan kehormatan umat Islam ia akan melakukan apa saja.

(Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, red.)
”Jika kamu tidak punya rasa malu maka lakukan apa saja yang kamu mau (Shahihul Jami’: 2230).

Saya berharap hal itu tidak terjadi padamu, tetapi tetaplah ia Anda jadikan sebagai pelajaran. Karena itu, sekali-kali janganlah engkau kembali pada maksiat tersebut, menyambutnya dengan percakapan atau keluar rumah di bawah ancaman darinya. Demi Allah, meskipun keluarga Anda mengetahui percakpan dan hubungan yang Anda jalin itu, ia akan jauh lebih ringan daripada Anda keluar rumah bersama pemuda itu, kemudian Anda terjerumus pada perbuatan yang melakukan yang tidak mengetahui kadar dosa dan nistanya kecuali Allah.

Ketahuilah wahai saudaraku, jika Anda bertaubat secara sungguh-sungguh setelah memutuskan jalinan hubungan penyebab dosa itu –dengan segala bentuk dan ragamnya- maka sungguh Allah Yang Maha Pengasih akan menutupi rahasiamu

“Sungguh Allah Maha Pemalu dan Maha Penutup rahasia, mencintai rasa malu dan menutupi rahasia”. (Shahihul Jami’ : 1756)

Jika kita umpamakan keluargamu mengetahui hal itu, tentu akibatnya –dengan izin Allah- akan lebih ringan, dan Allah tidak akan mengecewakanmu. Allah ta’ala berfirman,

“Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya ia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (Ath-Thalaq: 2)

“Dan siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya”. (Ath-Thalaq: 4)

Ya, Allah tidak akan mengecewakanmu selama kamu kembali dan bertaubat kepada-Nya, selama engkau berpegang teguh pada kekuatan yang tak mungkin terkalahkan, selama engkau berlindung pada Dzat Yang Maha Perkasa yang tak mungkin dikuasai, selama engkau berdo’a kepada Dzat Yang Maha Pemberi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berdo’alah kepada Tuhanmu yang jika menimpamu kemudharatan, lalu engkau berdo’a kepada-Nya, niscaya dihilangkannya darimu. (Berdo’alah) kepada Dzat yang jika engkau tersesat di suatu daerah yang lengang, lalu engkau berdo’a pada-Nya niscay Dia akan mengembalikanmu. (Berdo’alah) kepada Dzat yang jika menimpamu kemarau panjang, lalu engkau berdo’a pada-Nya, niscaya Dia menumbuhkan (tumbuh-tumbuhan) untukmu. ” (Shahihul Jami’: 244).

Ma’afkanlah jika yang kutulis untukmu ini terlalu panjang. Seandainya kedua tanganku mampu menahan dan merenggut apa yang anda lakukan. Namun saya percaya bahwa anda masih memiliki kebaikan karena karunia Allah. Anda seorang gadis Muslimah yang rajin shalat dan puasa. Anda pasti berusaha meninggalkan apa yang diharamkan Allah, dan kelak anda akan menemukan –dengan izin Allah- kebahagiaan pada jalan ini. Jalan taubat, iffah, dan petunjuk. Dan itulah jalan orang-orang shalih.

Saudariku…
Mungkin pada mulanya engkau akan menemui banyak kendala dan kesulitan. Tetapi dengan memohon pertolongan Allah, yakin terhadap janji-Nya serta berdoa kepada-Nya secara sungguh-sungguh, niscaya itu semua cukup untuk menundukkan berbagai kesulitan dan kendala yang Anda hadapi.

Dan waspadalah, setan terkadang menghalangimu dari jalan petunjuk dan taubat, agar kamu kembali seperti semula. Ia mungkin memperdaya dan membuatmu ingin lagi melakukan maksiat. Ia akan mengingatkan masa lalumu sehingga engkau meninggalkan jalan kebenaran dan petunjuk. Jika terbetik godaan-godaan itu maka segeralah berlindung kepada Allah daripadanya.

Terkadang pula, kesedihan dan kepiluan menderamu, lalu setan menakut-nakutimu bahwa engkau akan tetap berada dalam deraan siksa dan sakit, engkau tak akan bisa melupakannya, engkau akan kembali lagi kepadanya sebagaimana sebelumnya engkau telah kembali lagi. Atau ia akan menyatakan bahwa dirimu pasti gagal dalam melakukan taubat, dan engkau akan sampai pada tingkat keputusasaan dari rahmat Tuhanmu.

Ya, jangan sekali-kali engkau mengikuti bisikannya (syaithan red.). ketahuilah, putus asa dari rahmat Allah adalah suatu dosa tersendiri yang justru jauh lebih besar dari dosa yang engkau ingin bertobat darinya, sebab putus asa dari rahmat Allah adalah kufur.

Masalahnya, benarkah sakit yang engkau derita sekarang ini, -sementara engkau berada di pintu taubat serta masih awal perjalanan- akan terus menderamu?

Secara yakin saya katakan, dengan pertolongan Allah, kesedihan itu tidak akan berlanjut, ia akan berakhir. Dan dengan pertolongan Allah pula engkau akan memiliki keinginan baja dan keimanan yang tangguh. Dan dengan modal keduanya engkau akan bisa menghapus masa lalumu, kelalaian dan awan gelap itu akan sirna, berganti dengan kebenaran yang
nyata. Dengan pertolongan Allah, akan terbit fajar keimanan yang menghancurkan kegelapan maksiat.

Ingatlah selalu firman Allah Azza wa Jalla,

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.” (Al-Ankabut: 69)

Karena itu, hendaknya Anda bersungguh-sungguh dan bersabar. Tinggalkanlah hawa nafsu karena Allah, sehingga Anda akan mendapatkan hidayah, dan Allah akan menambah hidayah dan takwa kepadamu.

“Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya” (Muhammad: 17)

Jika takwa telah bersemayam di hati, niscaya ia akan menghanguskan semua syubhat dan nafsu.

Setelah melakukan taubat dan melakukan amal shalih maka bergembiralah dengan kehidupan yang baik.

“Siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dengan keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An-Nahl: 97)

Saudariku, akhirnya saya ingin membisikkan sesuatu di telingamu:

Anda sekarang berada di masa muda, yang oleh orang-orang disebut “masa penuh bunga”. Berikanlah masa mudamu ini untuk Allah, jangan engkau berikan masa mudamu kepada para serigala, jangan engkau berikan kepada syaithan. Demi Allah, engkau akan ditanya tentangnya, kedua telapak kakimu pada hari kiamat tidak akan bergeser sebelum engkau menjawab tentang lima hal, diantaranya:

“…tentang masa mudanya, untuk apa ia habiskan…” (Shahihul Jami’: 7299)

Apa jawaban yang akan Anda berikan? Karena itu jangan engkau lewatkan kesempatanmu.

“…dan pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah…” (Muttafaqun’Alaih)

Sehingga Anda termasuk tujuh golongan yang Allah berikan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Kita harus takut pada masa muda kita, kita harus memperhatikannya, sebab ia sangat cepat berlalu dari kehidupan kita.

Saudariku…
Aku berharap kepada Allah semoga diriku telah bisa mengetuk hatimu, menghilangkan dahagamu dan menenangkan pikiranmu. Aku juga memohon pada-Nya semoga Dia memberikan petunjuk-Nya kepada kita, dan semoga nasehatku ini diterima di sisi-Nya, serta menjadikannya ikhlas hanya karena-Nya semata. Mudah-mudahan Allah menerima keinginanmu yang kuat untuk kembali kepada-Nya, juga menerima taubatmu.

“Dan Dialah yang menerima taubat dari segenap hamba-Nya serta mengampuni dari dosa-dosa dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Asy-Syura: 25)

Jujurlah dengan Rabb-mu, jujurlah dalam taubatmu. Jika Anda ingin, silahkan menjawab suratku ini, sehingga aku mengetahui tentang berita-berita dirimu, juga perkembanganmu. Kemudian terimalah kaset-kaset dan beberapa buku kecil ini sebagai hadiah dariku. Saya berharap Anda memperbanyak mendengarkan dan membaca buku selainnya.

Saya senantiasa menanti surat dari Anda meskipun saya tidak mengetahui siapa nama Anda, cukuplah saya mengetahui bahwa Anda adalah saudariku yang bertaubat.

Saudariku yang bertobat, saya titipkan agama dan kejujuranmu kepada Allah, juga akhir dari segala perbuatanmu.

Dan segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, juga kepada keluarga dan segenap shahabatnya. Amin.

--Ummu ‘Abdirrahman bintu ‘Abdillah--

source : Ummu Yahya Hendrita's note

Tidak ada komentar:

Posting Komentar